Berita Terkini

Filosofi Cing Cang Keling Sebagai Spirit Gawe Rancage dalam Bekerja

Garut, 31/1/2022- Media sosial sekarang ini tengah diramaikan dengan twibbon Jati diri Sunda. Hal ini pula disinggung oleh pimpinan apel Dindin A. Zaenudin, Ketua Divisi Data dan Informasi sebagai tema dalam Apel pagi hari Senin, (31/1).

Bahasa Sunda sangat kaya dengan istilah-istilah yang murwakanti dan mengandung filosofi yang dalam. Dindin menuturkan, salah satu istilah yang bisa kita ambil dan menjadi spirit dalam bekerja terdapat dalam lagu Cing Cang Keling.

"Lagu Cing Cang Keling sebetulnya memiliki makna yang dalam. Dalam lagu tersebut sebagai subjeknya adalah Bapa Satar. Lagu tersebut berpesan jangan sampai mempunyai tiga karakteristik yang negatif, " tambah Dindin.

Tiga karakter negatif tersebut lanjut Dindin diantaranya,
Cing. Cing adalah kependekan dari Kucing. Sifat kucing itu ketika ada majikan manut, tenang, baik. Tapi ketika tidak ada majikan makanan habis. Nah, begitu pula dalam konteks pekerjaan. Ketika ada atasan seolah olah giat bekerja, disiplin. Tapi ketika tidak ada majikan berubah 180 derajat.

kedua, Bapa Satar memiliki sifat Cang. Artinya Cang itu Peucang. Peucang memiliki karakteristik tidak betah diam disuatu tempat. Dan selalu merugikan dimana pun dia berada. Dalam hal ini kita tidak boleh seperti Peucang dimana pun berada harus bisa bermanfaat. Dan harus konsisten dalam satu pekerjaan, demikian pula pegawai KPU.

Ketiga, Keling. Keling adalah sebutan lain dari Elang yang memiliki sifat berkuasa ketika berada di atas. Elang selalu melihat ke bawah sebagai suatu yang menguntungkan. Jadi Elang turun ke bawah jika ada keuntungan. Lupa kepada diri yang awalnya dari bawah. Nah, dari filosofi ini kita belajar bahwa tidak boleh seperti Elang. Bekerja hanya mencari keuntungan pribadi semata. 

Sifat-sifat di atas disimpulkan dalam lagu Sunda tersebut dengan Blos ka kolong. Blos ka kolong adalah ending dari sebuah perjalanan, akumulasi ketiga sifat tadi yang ada pada diri Bapa Satar. Yang dijelaskan dengan Bapa Satar buleneng. Artinya, Bapa Satar karena sifat itu akhirnya tidak membawa apa-apa. Endingnya buruk, tidak bermanfaat dan memberi manfaat. Tidak memiliki bekal di masa tua.

Filosofi ini jika didalami dapat menjadi spirit kita dalam bekerja agar tidak seperti Bapa Satar. Kita harus gawe rancege (giat bekerja) ada atau tidak ada atasan. Selalu bertanggung jawab pada pekerjaan. (kpugarut)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 8,372 kali